> -->

Banjir Tol Ngawi, Antara Cuaca Sedang Ekstrim Atau Salah Desaign

Banjir Tol Ngawi, Antara Cuaca Sedang Ekstrim Atau Salah Desaign

SEPUTAR INFO-Sebagian ruas jalan Tol Trans Jawa, yakni Ngawi-Kertosono arah Jakarta, Kamis sore, 7 Maret 2019 diblokir sementara lantaran tergenang banjir. Ketinggian air nyaris satu meter dan terjadi di KM 603 sampai KM 604, tepatnya di Desa Glonggong, Kecamatan Balarejo. Saat ini, PT Jasamarga Ngawi-Kertosono (JNK) sudah membuka pulang akses Tol Ngawi-Kertosono sesudah banjir surut. Namun, PT JNK tetap memasang sebanyak rambu kemudian lintas supaya pengendara tetap berhati-hati sebab masih adanya genangan air di sisi tepi tol.

“Mulai pagi ini kendaraan arah Jakarta diperkenankan melalui akses tersebut,” kata Area Manager Tol Ngawi-Kertosono, Sabililah laksana dikutip Antara, Jumat (8/3/2019).  Kejadian tersebut memunculkan beragam spekulasi, salah satunya sangkaan desain tol yang bermasalah. Sebab, ruas Tol Ngawi-Kertosono ini unsur dari Trans Jawa yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, pada Desember 2018.

Pengamat transportasi publik Darmaningtyas menilai ada kekeliruan pada desain mula pembangunan jalan tol yang melintas Sungai Jeroan di Madiun itu, sehingga mengakibatkan banjir meluap sampai ke badan jalan tol. “Itu bila desainnya benar, bila sudah tahu melalui sungai, tersebut desainnya akan diciptakan lebih tinggi ya, agak melayang gitu,” kata Darmaningtiyas ketika dihubungi reporter Tirto, Jumat (8/3/2019).

Dugaan kegagalan desain mula itu, kata Darmaningtyas, dapat terjadi lantaran tak terdapat komunikasi mula antara kontraktor penyelenggara proyek dengan penduduk sekitar yang tahu siklus banjir atau potensi luapan air sungai saat musim hujan.

“Artinya dalam perencanaan, mereka tidak partisipatif [tak melibatkan warga]. Kalau perencanaannya partisipatif, maka bakal melibatkan penduduk gitu, melulu warga yang di dekat situ yang tahu bagaimana kelaziman dari sungai itu,” kata Darmaningtiyas.
Sebaliknya, General Manager Operasi dan Pemeliharaan PT Jasamarga Ngawi-Kertosono Kediri Charles Lendra menuliskan insiden tersebut lebih diakibatkan oleh cuaca fanatik di luar kelaziman yang menciptakan permukaan air sungai meluap sampai badan jalan tol.

“Sungai Jeroan ya tersebut meluap. Kemudian pun ada dua tanggul sungai yang jebol. Kemudian pun ini terjadi, sebab curah hujan yang tinggi,” kata Charles ketika dihubungi reporter Tirto. Berdasarkan keterangan dari dia, luapan tak dapat diprediksi sebelumnya lantaran sungai sendiri sebetulnya sudah dipasangi tanggul penahan banjir.  Namun, kata Charles, sebab volume air di luar batas kewajaran, maka tanggul yang terdapat jebol dan menciptakan air membludak ke sekitar wilayah aliran sungai (DAS), tergolong jalan tol yang jaraknya selama 300 meter dari sungai.

“Itu ada sejumlah alasan, sebab lokasi banjir tersebut terletak di 300 meter di sekitar sungai ya. Memang terdapat satu dua tanggul yang jebol. Karena, kan, debitnya ini sungai tersebut 894 meter kubik per detik. Banjir kemarin tersebut 1.060 meter kibik per detik jadinya meluap,” kata Charles.
Charles pun menampik anggapan yang menyinggung banjir yang terjadi di Tol Ngawi-Kertosono diakibatkan kesalahan desain. Berdasarkan keterangan dari dia, kejadian itu murni cuaca yang terjadi di luar kebiasaan. 

“Ya tersebut masalahnya sebab curah hujan yang tinggi tadi, memang lebih fanatik itu cuacanya kemarin itu. Karena, kan, dari kemarin, wilayah itu hujan terus enggak berhenti-berhenti. Ditambah terdapat 1, 2, 3 tanggul jebol pun dari BKSDA [Balai Konservasi Sumber Daya Alam],” kata Charles.

Akan Dibuat Tanggul Permanen

Charles menjelaskan, dalam masa-masa dekat institusinya akan membina tanggul supaya kejadian laksana ini tidak pulang terulang.

“Untuk sementara, kami ini mumpung kini ada penyusutan, kami bakal pasang tanggul air, walaupun terdapat air masuk, air tersebut enggak terdapat masuk tol. Nanti apakah bakal bangun tanggul permanen atau terdapat beton, lantas akan terdapat desain baru lagi,” kata dia.  Sementara itu, Kepala Badang Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit menjelaskan, lembaganya telah menormalkan jalur tersebut. Berdasarkan keterangan dari dia, genangan air telah surut dengan elevasi air diduga 5 cm sehingga dirasakan aman guna dapat dilewati kendaraan.

Danang mengatakan, dampak adanya genangan air dari luapan Sungai Jeroan, jalur Tol Caruban-Madiun dari Km 603+600 - Km 604+000 sempat terputus sekitar 24 Jam lebih, sampai-sampai harus dilaksanakan rekayasa kemudian lintas dengan pengalihan jalur maupun pemberlakuan sistem contra flow. "Saat ini, di tempat bekas genangan air telah dilaksanakan pengaturan dan pemberian rambu-rambu tuntunan demi ketenteraman pemakai jalan,” kata dia.

Di samping itu, kata Danang, PT JNK pun akan terus mengerjakan monitoring terhadap elevasi air pada jalur tol yang di sekitarnya tergenang air dan mengerjakan pemantauan terhadap cuaca sebagai tahapan preventif guna mengantisipasi kejadian serupa.  Upaya lainnya, kata Danang, PT JNK bakal menyiapkan sand bag (kantong pasir) untuk menyangga masuknya air pulang ke dalam jalur tol.

"Ke depan, dibutuhkan juga disiapkan mesin pompa air di titik genangan sebagai upaya supaya air lebih cepat surut," kata dia.

Tol Trans Jawa Rawan Kecelakaan

Di samping soal banjir, Tol Trans Jawa pun rawan kecelakaan. Intensitasnya bahkan merasakan peningkatan lumayan pesat sepanjang Desember 2018 sampai Januari 2019.  Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, terjadi 2013 kemalangan di enam ruas tol dalam rentang dua bulan itu.
Direktur Pembinaan Keselamatan Transportasi Kemenhub M Rizal Wasal mengatakan, dalam masa-masa dekat pemerintah akan melakukan penilaian melalui tim eksklusif atau pokja.

"Dalam wakut dekat menciptakan tim pokja guna mengevaluasi keselamatan di jalan tol tadi. Operator yang terdapat di semua Indonesia, semua tol bakal kami evaluasi," kata Rizal dalam konferensi pers di kantor Kemenhub, Jumat (8/3/2019). Tim penilaian itu, kata Rizal, nantinya juga akan bekerja guna memetakan sejumlah masalah di sejumlah ruas tol yang rawan kecelakaan.

Beberapa ruas di antaranya ialah tol Surabaya-Mojokerto, Gempol-Pandaan, Surakarta-Kertosono, Semarang-Solo, Batang-Solo, serta ruas Ngawi-Kertosono.

"Selanjutnya, bagaimana nanti kami sosialisasikan di seluruh rest lokasi yang ada. Bagaimana menambah keselamatan dan mencegah kemalangan khususnya pun untuk angkutan barang," imbuhnya.

Sementara urusan yang bakal dievaluasi, kata Rizal, di antaranya ialah batas paling tidak dan maksimal kecepatan kendaraan serta penambahan penegakan hukum untuk para pengendara yang mengerjakan pelanggaran.





sumber : tirto.id






0 Response to "Banjir Tol Ngawi, Antara Cuaca Sedang Ekstrim Atau Salah Desaign"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel